HiGH SCHOOL LIFE PART 2 - atha's scrapbook

September 11, 2012

HiGH SCHOOL LIFE PART 2

HiGH SCHOOL LIFE PART 2


Aku suka cara dia memperhatikan sesuatu, aku suka senyumnya, aku suka caranya berbicara dengan kata-kata kasar dan sinisnya, aku suka tatapan dinginnya, dan aku juga suka kerutan di dahinya ketika dia bingung. Dan itu bohong, jika aku berkata membenci dirinya. Aku menyukai segala hal tentangnya, terlebih aku suka caranya memperlakukanku. Apakah aku jatuh hati kepadanya? Ah, tidak mungkin! Aku tidak mungkin jatuh cinta padanya. Sangat tidak mungkin. Lagipula ini terlalu cepat.

***

Sudah sebulan ini dia hanya berjarak 30 cm disebelahku, selama tujuh setengah jam, enam hari seminggu. Es didalam tubuhnya sudah mencair sedikit demi sedikit. Menurutku dia sudah mulai bisa beradaptasi. Ia tidak lagi sendirian, mulai bergaul dan membicarakan tentang games bersama anak cowok lainnya. Aku juga mulai bisa mengajaknya tertawa, mengajarinya origami, dan terpenting, menatapnya tanpa takut disentak.
Aku selalu memikirkan kembali kejadian di sekolah setiap hari. Selalu. Apakah ini wajar? Entahlah, yang pasti aku senang memikirkannya. Aku senang dia duduk disebelahku.

Pagi itu diadakan lomba membuat mading antar kelas. Kelasku, kelas terheboh sepanjang masa, kelas yang merupakan keluarga keduaku, memutuskan untuk mengambil tema colorful. Aku suka sekali ide itu, akan ada banyak warna-warna cerah yang akan kami gunakan diatas karton hitam berukuran 1x1 meter itu.

Aku sedang mengayam benang wol warna-warni saat aku merasakan ada yang berjongkok disebelahku. Dia. Dia tersenyum geli sambil menatapku. Aku balas menatapnya bingung.

“Hei, ini harusnya dipotong dulu. Sini..”

Dia, tanpa izin mengambil anyamanku dan membawanya pergi. Aku hanya menatap punggungnya yang berjalan ke kanan ke kiri mencari gunting. Bayangkan itu! Dia mencarikan gunting untukku, untuk menggunting ujung anyaman yang sebenarnya tidak penting itu. Aku hanya tersenyum. Aku selalu menyukai caranya memperlakukanku...

“Nih, udah dipotong. Harusnya gini nih, lebih rapi kan?”
Aku suka caranya memperlakukanku. Selalu suka...

Cengirannya... membuat aku tak tahu harus berkata apa selain terima kasih yang aku ucapkan berulang-ulang sampai 3 kali. Ia hanya menatapku tajam dengan matanya yang dingin itu, kembali nyengir, mengangkat bahu dan berlalu pergi.

Lain cerita saat jam pelajaran olahraga.

Kami berlatih bermain American Football. Latihan dasar pertama pagi itu adalah tentang lempar-tangkap. Hanya itu. Namun, sebuah kejadian membuatku semakin mengaguminya.

Sekarang giliranku menangkap bola dari temanku di seberang sana. Dia mengantri bersama beberapa teman yang lain di sebelah kiriku. Aku bersiap, dan meluncurlah bola itu. Aku tidak tahu mengapa bola itu seakan mengejarku dengan kecepatan diatas rata-rata. Aku ingin menangkap namun bola itu terlalu tinggi untukku. Aku hanya bisa pasrah, berharap bola itu tidak akan membentur kepalaku. Tepat pada saat aku akan menutup mata, kurasakan sebuah tangan menghalau bola sialan itu hingga bola itu terguling jauh ke sebelah kananku. Aku menatap si pemilik tangan.

“Makanya hati-hati. Punya mata nggak sih? Katanya jago, tapi masa beginian aja nggak becus? Payah lo.”
Aku menyukai kata-kata kasarnya...

Dia lagi, Ya Tuhan. Apa yang sebenarnya Engkau rencanakan? Mengapa Kau biarkan aku menyukainya disaat aku tahu aku dilarang untuk bersamanya?

***
Finally dapet ilham nih, huehehe thanks for comments, and thanks for reading!
Lots of love! <3 xoxoxo

2 comments: