March 2013 - atha's scrapbook

March 16, 2013

saudara baru, keluarga baru{}♥

Saturday, March 16, 2013 0
saudara baru, keluarga baru{}♥
Ini cerita hari Sabtu, 9 Maret 2013. Iya, bener. Emang udah seminggu yang lalu. Hari itu saya dan teman-teman FORTE saya tercintah punya acara yang udah kita rencanain satu bulan sebelumnya.
Bulan Maret ini kita memutuskan untuk membagi kebahagiaan dan menambah sodara baru di YPAC (Yayasan Pendidikan Anak Cacat) Malang :) Kita udah buat konsep sekitar sebulan sebelumnya dan selama sebulan itu saya (selaku bendahara;p) muterin kelas tiap hari sambil bawa toples kosong dengan muka melas teriak-teriak "baksos... baksos..." dan masih aja ada yang nanya "buat apaan, tha?". Oke.

Sabtu, 9 Maret 2012.
11.30.
Sekolah pulang satu jam lebih cepet dan ini hal langka(?) haha. Semua anak sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang buru-buru pulang, ada yang persiapan malem mingguan, dan ada yang siap-siap mau ekskul. Siapa itu? Ya, saya dan ketiga teman KIAS saya lainnya. Sebelum bubar anak-anak sudah diberitahukan bahwa wajib kumpul disekolah jam 2 siang. GPT. Gak pake telat:3

11.40
Panas.

12.00
Tambah panas.

12.01
Saya dan teman-teman KIAS saya menarik kaki dari ruang 303 itu menuju tempat berkumpul anak-anak KIAS yang lain. Kenapa kita kumpul hari itu karena hari itu ada Technical Meeting Workshop & Journalism Competition KIAS dalam rangka Anniversary-nya KIAS yang ke-9 :) Setelah itu dibagi-bagi tugas dan saya, Wilda sama Lia jaga meja di depan gerbang sekolah bersama beberapa anak KIAS lainnya~ Teman, sebenernya saya nggak jaga meja. Saya, Wilda sama Lia pegang poster di depan jalan sambil teriak-teriak "BAYU SKAAAKK... ADA BAYU SKAK 31 MARET. TIKETNYA 25RIBU AJA!! LOMBA JURNALISTIK!!!" dan menyetop anak-anak SMA yang lewat.

13.00
Laper.
Saya melihat ada tukang siomay...

13.05
Beli siomay

13.15
Haus.

13.15-13.59
Kerjaan saya ya teriak-teriak di pinggir jalan sama sesekali bolak-balik gerbang-aula sabha karena saya kepo kepingin liat TM disana...

14.00
Ijin pulang.

14.05
Naik angkot.

14.15
Sampe di rumah emil dan langsung cusss ke YPAC yang emang nggak jauh dari rumahnya emil :)

--------

Sesampainya di sana, sekilas kayak nggak ada tanda-tanda kehidupan. Sepiii banget. Saya dan teman-teman saya mendekati pintu masuk dan sedikit mengintip ke dalam. Tiba-tiba ada yang datang. Dengan kursi rodanya, kaos merahnya, dan senyumnya yang lebar dia membuka pintu sambil bilang "Ayo masuk!" Mukanya antusias, dia ramah sekali. Belakangan saya tau namanya adalah Soni. Kami semua bersemangat masuk kedalam. Sampai di halaman tengah, saya melihat sekeliling. Menurut saya bangunan tua yang dimiliki yayasan ini cukup terawat dengan baik. Yang menarik perhatian kami pertama kali adalah seorang anak perempuan dengan dress batik yang sedang duduk di bangku kecil memegang bola dan balon kecil...
"Namanya siapa?"
Dia tersenyum senang, terlihat sekali dia bahagia. "Linda"
"Linda mau main gak bareng kita?"
"Main apa?" ia bertanya polos, memandangi kami satu persatu.
"Banyak, nyanyi, mewarnai, nanti dapat hadiah :)"
Linda tersenyum senang dan kami satu persatu berkenalan dengannya. Di dekat Linda ada 3 anak cowok yang duduk di kursi panjang yang hanya memandang dari tadi. Kami menghampiri mereka dan menjabat tangan mereka. Namun hanya Doni yang merespon kami. Kata ibu yang jaga, Duhan nggak bisa ngomong. Tapi Duhan ramah sekali, dia mencoba merespon dengan senyum dan tatapannya.
Setelah itu semua berkumpul. Di kursi merah yang disediakan yayasan, semua berbaur. Semua tersenyum bahagia, semua senang. Saya dapat kursi dibelakang seorang anak perempuan cantik dengan kursi roda. Saya menolehkan kepala saya sedikit ke depan dan bertanya kepadanya, "namanya siapa? kenalan dulu dong." Dia tersenyum manis "Dinda, mbak."
Jeda beberapa detik.. "Dinda kalo sekolah belajar apa aja?"
"Bahasa Indonesia, Matematika, sama IPA." "Dinda suka pelajaran apa?" "IPA. Soalnya gampang, mbak." dia terkekeh pelan. "Kalo besar mau jadi apa?" "Apa ya? Guru mbak." Saya tersenyum dan mengamini cita-citanya dalam hati. "Kalo belajar dimana?" "Disana. Dibelakang, nanti jalan-jalan yuk sama aku. Nanti aku anterin." Saya tersenyum menatapnya lama. Namanya Dinda Ayu, dan dia lebih kuat dari yang saya kira...

Acara sore itu dibuka oleh Emil yang emang dasarnya anak broadcast, Anya, sama Thiya. Acara pertama tiup lilinnya Ocha, karena Ocha kebetulan hari itu ulang tahun. "Happy Birthday Kakak Ochaaaa" bergema di YPAC sore itu. Setelah itu the games started. Jadi kita udah nyediain mainan buat yang berani maju ke depan untuk nyanyi. Semua anak antusias pengen nyanyi. Semua yang ketawa bahagia itu kontras banget sama ketika lagunya YPAC (setidaknya menurut saya itu lagunya YPAC) dinyanyikan. Liriknya teman.......
Nggak mau terlalu sedih lama-lama, kita langsung ganti acara jadi Lomba Mewarnai! YEAAYY! Dengan gambar rusa mirip Bambi-nya Disney dan pensil-pensil warna, mereka semua antusias banget. Mas Bagus, Duhan, Soni, Dinda, Linda, bahkan si kecil Gibran semuanya fokus sekali dengan pekerjaan mereka. Semangat yang mereka punya kayak nggak abis-abis! Kami semua membantu sebisa kami. Tapi tetep hasil yang dikumpulkan adalah murni karya mereka:)
Beberapa menit kemudian diumumkan pemenang lomba, dan kami kasih mereka kenang-kenangan{}

Saat itu saya habis mendorong kursi roda Dinda untuk balik ke tempat semula. Ketika saya hendak duduk, saya dipanggil oleh Bapak Asramanya, "sini nduk." lalu saya mendekat dan duduk disebelah bapaknya. Keterangan bapak itu tentang Dinda membuat saya terdiam lama. Dinda Ayu lebih kuat daripada yang saya kira...
Ayah-Ibu Dinda bercerai, Ibunya menikah lagi dan ayahnya sekarang tinggal diluar kota. Dinda kerap kali menanyakan kabar ayahnya kepada Bapak Asrama (maaf ya saya ngga tau nama bapaknya). Dinda sering bilang bahwa ia kangen, dan kepengen banget ketemu. "Tanyain aja, mbak. Sebenernya Dinda itu butuh temen curhat. Disini dia mau curhat sama siapa kan..."
Saya berjongkok di depan Dinda dan menyainya pelan, "Dinda kangen ayah?"
Dinda menatap saya lama "enggak kok, nanti kan aku pulang." Saya tersenyum dan beberapa detik kemudian Dinda berbisik.. "Mbak, aku kasih tau ya, tapi janji jangan kasih tau siapa-siapa. Sebenernya ayah aku ada di luar kota.." Dan mulailah mengalir curahan-curahan hati Dinda yang sampai membuat temen-temen cewek saya menangis. Dinda bercerita lancar sekali, dia ingat semua hal tentang keluarganya. Dia ingat semua konflik yang dia alami, dia kuat banget.

"Dinda cuma mau ayah sama mama nggak pisah. Tinggal bareng-bareng sama Dinda..."

Dan Dinda Ayu nggak nangis sama sekali.

----
Setelah itu kami semua bernyanyi bersama, sekali lagi. "sayonara.. sayonara.. sampai berjumpa pulang. Buat apa susah, susah itu tak ada gunanya" :) Sebenernya masih pengen nyanyi-nyanyi bareng, tapi nggak kerasa udah jam 5 aja.
Lalu kami foto bareng di halaman depan untuk kenang-kenangan, dan mengantarkan mereka ke kamar mereka untuk tidur:)
Satu lagi yang buat saya terharu, semua ibu dan bapak yang merawat anak-anak disana adalah orang yang hebat. Mereka sabar dan tulus banget. Semoga mereka dikasih umur yang panjang dan kasih sayang yang tidak terbatas untuk tetap terus merawat Dinda dan teman-temannya, ya. Mereka semua bilang, "jangan lupa ya sama adik-adik disini..." :""D

Banyak sekali pelajaran berharga yang saya dapat hari itu. Yang paling dalem, bersyukur.
Bersyukur ada 2, yang pertama kita bersyukur sama Allah karena kita masih lebih beruntung daripada mereka, bersyukur karena keluarga kita masih utuh, bersyukur lain-lainnya. Yang kedua, bersyukur dengan cara membantu mereka semampu yang kita bisa. Membuat mereka tersenyum, itu udah termasuk loh teman:)
Jangan pernah bosan untuk selalu bersyukur ya!

Happy Birthday Ochaaaa:*
 Ini Doni, dia suka main bola :D

 Ini Fani :)
 ini Soni sama Dinda :D
 Yang ini Mas Bagus :)

 Ini Gibran :3
 Yang ini athaya sama bapak asramanya hihi:p
 Ini Duhan :)



 yang ini Linda :) dia yang paling ramaahh


Fortemisaaaa

:)

March 3, 2013

Nggak Semua Salahnya Pemerintah

Sunday, March 03, 2013 0
Nggak Semua Salahnya Pemerintah

Hari ini saya mendapat beberapa broadcast messages di bbm yang isinya tentang isu UAN (Ujian Akhir Nasional) dengan 20 paket. Kurang lebih intinya, pesan itu mengandung kutukan bagi pemerintah yang dengan teganya memberikan 20 paket soal yang berbeda. Pesan itu mengatakan bahwa pemerintah seenaknya menekan batin siswa. Mengapa pemerintah menuntut siswa untuk menguasai seluruh mata pelajaran?  Mengapa tidak dari kecil disuruh memilih jurusan? Mengapa pemerintah tega menyiksa siswa dengan 20 paket soal? Mengapa pemerintah tidak mengurusi masalah koruptor?

WELL.

Apakah pemerintah sepenuhnya bisa disalahkan?

Sekarang gantian deh saya yang tanya.

Memangnya kalo UAN ada 20 paket soal kenapa? Takut nggak bisa nanya temen sekelas? Takut harga kunci jawaban jadi lebih mahal? Takut ribet sms ke kelas-kelas sebelah? Ngerjain ujian kan sendiri-sendiri.

Mungkin saya terdengar sok pinter, sok hebat. Saya juga pelajar kok, nanya temen pas ujian ya pernah. Tapi menurut saya UAN dengan 20 paket soal bukan harusnya jadi rutukan. Mungkin pemerintah mau mengajarkan kejujuran...
Memang sih, saya juga jengkel, kesel, kenapa UAN dijadikan patokan / nilai ukur kelulusan siswa. Masa 6 tahun, 3 tahun, ditentuin sama 4 hari? Gak lucu.
Tapi ambil sisi positifnya ajadeh. Kan kita udah tau kalo UAN itu nyeremin, bikin stress. Jadi ada satu cara yang murah tapi bikin males, bikin ribet, bikin ngantuk, tapi dijamin lulus. Apa? Yak, betul. Belajar...

Mengapa pemerintah menuntut siswa untuk menguasai seluruh mata pelajaran?  Mengapa tidak dari kecil disuruh memilih jurusan, memilih mata pelajaran yang disukai?

Saya tanya deh buat yang udah SMA. Yang udah lebih dewasa dibanding SD sama SMP. Milih jurusan bikin lo stress gak? Nentuin IPA, IPS, apa Bahasa. Belom lagi kalo beda pendapat sama orang tua. Belom lagi galau karena ternyata pilihan pacar dan sahabat beda sama lo.
NAH GIMANA KALO ANAK SD YANG LO SURUH MILIH JURUSAN? *emaap lupa matiin capslock

Anak SMA aja masih bingung. Apalagi anak SD.

Ambil sisi positifnya ajadeh. Dengan mempelajari semua mata pelajaran, pengetahuan kita tentunya jauh lebih banyak. Keuntungan lain, dengan mempelajari semua mata pelajaran lo bisa tau mana yang lo suka mana yang enggak, lo bisa tau lo bakat dimana, dan itu bekal buat milih jurusan pas SMA sama pas kuliah.
Kayak contoh, di sekolah saya ada 5 pilihan bahasa asing. Pas semester 1 kelas X semua siswa diwajibkan mempelajari kelimanya. Awalnya sih ngeluh, ribet, bingung. Tapi ternyata seru juga. Nah setelah satu semester nyobain kelimanya, saya jadi tahu mana yang saya suka, mana yang saya mau ambil. Gitu juga dengan mata pelajaran, jadi ketika lo udah cukup dewasa untuk memilih jurusan dan mata pelajaran yang lo suka, lo bakal udah siap:)

Teman, sebelum menuntut hak kita, harusnya kita tanya dulu sama diri kita sendiri, udah belom kita melaksanakan kewajiban? Kata bu guru, harusnya kita itu ngerjain kewajiban dulu, baru menuntut hak. Jadi, daripada ngomel-ngomel mengutuki pemerintah, bikin prestasi dong. Tunjukin sama orang-orang di luar sana kalo dengan kurikulum Indonesia yang berat ini kita masih bisa berprestasi dan bikin harum nama sekolah, daerah, bahkan Indonesia.

Semangat ya! Inget kita nggak akan berenti belajar saat lulus sekolah, karena kita akan belajar untuk hidup yang sesungguhnya saat kita nanti terjun langsung ke masyarakat.

Kesimpulan dari postingan kali ini adalah... jangan pernah menilai suatu permasalahan dari satu sudut pandang. Coba juga nilai dari sudut pandang-sudut pandang yang lain dan nilailah mana yang paling benar. Gua yakin kok lo udah cukup dewasa untuk membedakan yang benar dan yang salah :))



Das ist alles und danke schon!
Gute Nacht :*

atha