HiGH SCHOOL LIFE PART 1 - atha's scrapbook

September 6, 2012

HiGH SCHOOL LIFE PART 1

haloooo! Atha lagi iseng nih buat cerita. Oke, tanpa basa-basi langsung aja yaa!

NB : BUKAN KISAH NYATA-___-

HiGH SCOOL LIFE PART 1


“Sudah dibilang tidak ada barang elektronik! Masih tidak jelas?!”

Aku menatap sosok yang menjulang dihadapanku tanpa ekspresi apapun. Tatapan miliknya sungguh tidak berperikemanusiaan. Bengis. Bibirnya hanya terkatup rapat, seolah tidak ingin membuang waktunya dengan tersenyum satu detik saja.

“Maaf, Kak.”

Matanya mulai tampak berkilat marah. Sambil mengacungkan mp3 player kepunyaanku, ia langsung pergi begitu saja. Membiarkan aku dan sembilan anak lainnya menatap punggung lebarnya kebingungan. Rasanya aku ingin menangis. Mp3 yang baru aku beli satu minggu yang lalu itu kini sudah tidak ada di sakuku lagi. Aku ingin mengutuk dunia, mengutuk kakak tadi dengan seluruh peraturan yang mengkekangnya, dan mengutuk siapapun yang mencetuskan kegiatan gila ini.
***

Tiga hari kemudian aku mulai bisa bernafas lega. Kegiatan gila itu telah selesai, menandakan aku telah bebas dari peraturan-peraturan ajaib, aneh, yang membuat kepala Ibuku jadi ikut berdenyut-denyut tidak senang. Aku mulai memakai seragam baruku, kemeja putih dengan rok abu-abu. Tadi pagi ibu menatapku dengan berkaca-kaca. Masih tidak percaya bahwa aku sekarang sudah kelas 10.

Aku terseok memasuki gerbang sekolah. Kakiku masih pegal, seluruh badanku masih lelah. Jika boleh, aku akan lebih memilih untuk tidur dibandingkan harus berada di dalam kelas selama tujuh setengah jam, dengan orang-orang asing yang belum aku kenal. Sampailah aku di depan papan pengumuman. Jariku menelusuri nama-nama asing, berusaha mencari namaku di sela-sela ratusan nama lainnya. Jariku berhenti di kelas X10. Kelas paling ujung yang membuat aku harus berjalan lebih jauh lagi. Aku menghembuskan nafas panjang, berharap hariku akan terasa menyenangkan.

Dari kejauhan aku melihat papan nama itu. Kelas X10. Aku tersenyum tipis lalu kembali berjalan. Kelas itu lumayan berisik. Samar-samar aku mendengar percakapan mereka. Kebanyakan dari mereka berkenalan, dan sebagian lagi membicarakan tentang 3 hari kemarin. Tentang MOS. Aku mulai melangkahkan kaki masuk. Inilah separuh hidupku satu tahun kedepan.

Saat aku masuk, beberapa orang menghentikan kegiatan mereka dan menatapku. Aku baru akan tersenyum saat pintu kelas dibuka dan dibanting dengan keras. Dahiku berkedut, bersumpah hendak memarahi siapapun yang melakukan itu. Saat pintu terbuka, sosok itu datang lagi, dengan mp3 player kepunyaanku! Aku menatapnya dengan kesal, dan tanpa basa-basi langsung merebut mp3 player itu dari tangannya. Aku lalu berjalan menuju bangku nomor 3 dari belakang, menaruh tasku, menyumbat lubang telingaku dengan earphone dan menghidupkan mp3 player itu. Tidak peduli dengan mata-mata yang menatapku terkejut. Samar-samar aku mendengar pintu kelas ditutup kembali. Aku tersenyum.

Aku mendengar langkah kaki mendekat. Aku menoleh. Berdirilah disana sosok jangkung yang menatapku tanpa ekspresi. Tanpa senyum apapun. Tatapannya dingin, tajam, dan agak menakutkan. Aku melepaskan earphone ku, menatapnya bingung.

“Kenapa?”

“Bangku lain penuh.” Tanpa berkata apa-apa lagi ia duduk disebelahku. Aku menatapnya kesal. Orang ini minta diajar!

Aku menatap sekeliling. Benar, bangku lain sudah penuh. Aku mengutuk diriku sendiri, kebodohan yang aku perbuat menyebabkan aku harus satu bangku dengan makhluk semi-bisu ini.
***


Gimana? Gimana? Kalo ada yang baca ini, comment dong. Biar atha semangat nulisnya. Ntar kalo banyak respon, dilanjutin nih. Yaaa? Makasih yang udah mau baca! xoxoxo

2 comments: