Jangan pernah sembunyi dan mengumpat mereka.
Karena jika kamu begitu,
kamu pecundang.
Jika mereka menyebutmu trouble-maker, jangan marah. Itu tandanya mereka perhatian.
Jika hati mereka tersakiti karenamu, kamu harusnya sadar. Itu tandanya mereka punya hati, sama sepertimu.
Jika air mata mereka keluar karena kejengkelan mereka, dengarkanlah mereka. Itu tandanya mereka sudah terlalu lama menahan perasaan mereka.
Jika suara mereka bergetar ketika membicarakan namamu, tanya apa yang mereka mau. Itu tandanya bagi mereka menyebutkan namamu sama saja menyakiti hati mereka.
Jika amarah mereka sudah terlalu banyak hingga tidak bisa keluar, mengertilah. Itu tandanya mereka masih bisa mengontrol emosi mereka, agar hatimu tidak juga tersakiti.
Dan jika mereka marah,
percayalah mereka masih sayang kamu.
********
Untuk yang merasa menyakiti karena tersakiti,
Ketika harapan terbesarmu buyar karena hal yang tidak kamu mengerti, haruskah kamu berbalik dan marah?
Ketika semua hal baik dihadapanmu menghilang, haruskah kamu berbalik dan berteriak agar semua terang?
Ketika kenyataan berbanding terbalik dengan mimpimu, haruskah kamu berbalik dan mengurung dan menyiksa dirimu?
dan ketika semua rencanamu terganti oleh hal-hal yang kamu tidak suka, haruskah kamu berbalik dan menyakiti orang-orang disekitarmu?
Tidak. sama. sekali.
Tanyakan pada dirimu,
apakah kamu ingin menjadi jahat dengan membalas dendam?
apakah kamu mau menghabiskan tenagamu dengan marah?
apakah dengan berteriak dunia akan mendengarkan?
apakah ada keuntungan dari mengurung dan menyiksa diri?
apakah kamu tega menyakiti orang-orang disekitarmu?
kalau jawabanmu ya,
kamu pecundang.
Malang, 26 Januari 2013
atha
nb: no offense. ini cuma puisi biasa. buat yang marah gara-gara tersindir/gimana, that's your problem dude.
nb: no offense. ini cuma puisi biasa. buat yang marah gara-gara tersindir/gimana, that's your problem dude.
No comments:
Post a Comment