Karena kita bukan seperti yang mereka kira. Setidaknya menurutku
begitu.
Tidak sebahagia rona jingga keemasan yang menghiasi langit
senja di ujung hari.
Bukan gulali manis yang membuat anak kecil bahagia walau
harus sakit gigi.
Bukan edelweis yang akan selalu indah sepanjang musim.
Kita adalah kereta, yang selalu datang dan pergi. Tidak pernah
berhenti.
Adalah dandelion, yang indah namun selalu bebas mengikut
angin yang membawanya pergi.
Kita selalu bergerak. Tidak pernah berhenti berjalan.
Mungkin itu masalahnya.
Kita berjalan pada jalur yang paralel.
Tidak akan pernah besinggungan.
Aku lebih suka bertabrakan. Memiliki torsi yang berlawanan
hingga ketika kita diakumulasi, hasilnya nol. Sama-sama mengalah untuk menjadi
satu. Namun aku kira probabilitasnya sama seperti segala bilangan yang dibagi
nol. Tak terdefinisi. Sama seperti jumlah simetri lipat suatu lingkaran. Tak terhingga.
Tapi ketahuilah bahwa dari probabilitas yang tak terhingga
itu, kamu menjadi yang selalu aku semogakan.
No comments:
Post a Comment