atha's scrapbook

December 10, 2016

Jadi Muslim yang Baik

Saturday, December 10, 2016 0
Jadi Muslim yang Baik
Makin kesini, makin besar, saya jadi suka mikir.
Apa yang kita cari dalam hidup? Apa tujuan kita hidup?
Sampai saat ini jawaban saya satu, sih, bisa berguna buat orang banyak. Kalau belum bisa berguna buat orang, seenggaknya jangan menyusahkan orang lain.

Pasti tahu akhir-akhir ini di Indonesia banyak kejadian nggak menyenangkan yang menyangkut paut agama, dan politik. Dulu saya termasuk dalam golongan netral yang bahkan cenderung tidak peduli. Selama nggak ngaruh ke saya, yaudah. Orang mau ribut jungkir balik yaudah. Capek emang lihat drama manusia di sosial media. Sebegitu entengnya, ya, ngeluarin kata-kata kasar. Astaghfirullah.

Saya tidak peduli sampai pada suatu hari saya membaca postingan seorang penulis Indonesia di sosial media yang menerangkan mengapa ia sakit hati dengan perkataan pejabat tersebut yang membuat keributan di seantero Indonesia ini. Disitu saya tertegun. Saya bisa paham kenapa ratusan ribu orang berdemonstrasi. Saya tahu alasan saya tidak peduli. Saya belum mencintai Al Quran sebesar orang-orang yang ikut demo, sebesar orang-orang yang sakit hati. Lebay banget, tha, gitu aja sakit hati. Well, sekarang saya tanya. Kalau kalian mencintai sesuatu, sangat, sangat, cinta, lalu ada seseorang yang tiba-tiba nggak kalian kenal, nggak tahu apa-apa soal sesuatu yang kalian cintai itu dan bilang hal-hal yang enggak-enggak, sakit hati ga? Kalau enggak ya berarti kalian ga cinta. 

Mengenai demo, dari saya SD sampai hari ini setahu saya negara kita negara demokrasi, dan demonstrasi merupakan kegiatan yang sah. Saya nggak habis pikir sama orang-orang di luar sana yang mencibir berparagraf-paragraf ngatain orang-orang yang demo bego dan tolol. Padahal saya tahu mereka orang berpendidikan, dan harusnya orang yang berpendidikan tahu bahwa demonstrasi di Indonesia adalah hal yang sah. Mungkin kalau demonya orang Islam jadi beda ya? Hahaha capek lah. 

Namun dari sekian banyak hal di atas, yang paling bikin sedih adalah orang Islam yang mengatai teman-teman seimannya bego karena demo, karena gitu aja kok sakit hati. Mereka bilang begitu semata-mata hanya untuk validasi lingkungan, agar tidak dicap "islam banget, kolot, gak modern". Sedih nggak sih, seorang muslim malu untuk mengaku cinta sama agamanya sendiri. Saya tahu, saya bukan muslim yang sempurna, jilbab saya belum syar'i, masih suka pake celana, jarang banget sholat dan puasa sunnah, tapi saya nggak pernah malu mengakui saya muslim. Saya mau belajar hal-hal yang belum saya tahu tentang agama saya karena ternyata masih banyak banget yang harus saya pelajari. Saya juga sekarang lebih berhati-hati menjaga lisan. Lebih baik saya diam ketika saya tidak paham betul akan sesuatu, daripada koar-koar marah-marah di sosial media padahal nggak paham banget soal agama, malah jadinya bikin image muslim jadi jelek. Padahal Islam mengajarkan kasih sayang dan lemah lembut. Islam mengajarkan sabar, ikhlas.

Mungkin orang Indonesia terlalu banyak dimanja. Disini mau sholat gampang, masjid dan musholla ada dimana-mana, pakai jilbab biasa aja, 97% warung jual makanan halal, bulan Ramadhan warung makan pada pakai tirai dan banyak orang juga puasa, kantor dan sekolah pulang cepat. Jadinya banyak yang jalanin ibadah tanpa hati, cuma karena kewajiban. Agama turunan dari orang tua. Saya pernah keluar negeri, walau cuma sebentar. Disana saya banyak bersyukur kalau inget di Indonesia betapa gampang beribadah. Saya sering diliatin aneh, dan pernah satu waktu saya berjalan nggak sengaja nyenggol lengan bapak-bapak, beliau langsung membersihkan tangannya mengibas-ibaskan jaketnya seperti habis kena najis saja. Saya harus menggeser meja tiap mau shalat karena saya "melindungi" tempat shalat saya dengan meja biar nggak diinjek-injek sepatu sama teman satu rumah. Saya pernah wudhu di wastafel kampus lalu shalat di auditoriumnya dan ditontonin sama orang-orang. Mau cari makan juga harus pilih-pilih. Betapa saya juga dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua muslim sama seperti ekspektasi kita. Saya bertemu muslim yang minum alkohol, makan babi, and doing one-night stands with girls from night clubs. Dan ketika ditanya agama mereka bilang mereka muslim. Ya Allah, maafin Atha, tapi kadang saya nggak rela "membagi" agama saya dengan mereka. Astaghfirullah. Itu salah satu pelajaran yang saya dapet bahwa kita nggak boleh judgemental karena belum tentu iman kita lebih baik daripada mereka. Astaghfirullah.

Saya berusaha menjadi muslim yang baik. Saya pengen nunjukin bahwa dengan menjadi seorang perempuan muslim berjilbab saya tetap bisa menjalani apa yang saya mau, tetap bisa bergaul dan berteman, bahwa jilbab adalah pilihan saya, bukan paksaan. Coba kalian bisa tahu ya, sebahagia apa saya waktu denger beberapa teman saya bilang "It's really my first time talking to a girl in a hijab, usually I just saw them on the streets. I'm afraid to talk to them because the media made us to. But it turns out okay. You are just a normal girl like the others! It opens my mind, it's not that scary." Saya berusaha jadi muslim yang baik. Saya tidak pernah memarah-marahi teman-teman muslim saya yang minum alkohol atau makan babi. It's their choice. Mungkin beberapa kali saya hanya bercanda "Makan babi mulu lo". Sisanya ya lewat perbuatan. Sebisa mungkin saya tunjukin Islam itu bagaimana, dan didoain. Saya tahu ilmu agama saya masih cetek banget. Tapi insyaAllah saya nggak akan judgemental. Sedih kadang lihat ada beberapa orang yang ilmu agamanya sudah tinggi tapi memandang rendah yang belum berjilbab syar'i dan masih pake celana kayak saya. Nggak semua, tapi ada. Dan nggak enak rasanya di judge "berdosa". Dari situ saya paham mengapa banyak yang bilang bahwa dakwah yang sebenarnya adalah bukan "kamu salah, dan aku benar" tapi "yuk, sama-sama belajar yang benar kayak gimana". Saya pribadi sih ogah kalau disuruh hijrah tapi dakwahnya "weh baju lo masih salah, dosa tau kayak gitu. gini nih kayak gue, yang bener". Saya masih harus belajar banyak. Doain saya semakin hari semakin jadi muslim yang lebih baik, ya. 

Satu lagi pelajaran yang saya dapet di luar negeri. Entah kenapa, waktu berada disana, saya bangga banget menjadi seorang muslim. Saya bangga banget saya pake jilbab, dengan begitu orang-orang langsung tahu bahwa saya muslim. Betapa senengnya pada ketika pada akhirnya saya bisa mematahkan persepsi-persepsi mereka tentang muslim. Membuat mereka sadar bahwa apa yang disiarkan media selama ini tentang muslim dan teroris adalah salah. Betapa cowo-cowo memerlakukan saya sopan, nggak asal peluk-peluk dan cipika cipiki kayak ke cewe lain. Saya bangga saya nggak makan makan babi dan minum alkohol. Betapa semua orang selalu memperhatikan saya "kita pergi ke tempat makan yang Atha bisa makan" atau "Atha kamu nggak boleh makan apa aja? Biar besok dimasakin nggak salah". Hal-hal sesederhana itu, bikin saya bangga. Mungkin nggak seberapa, tapi bagi saya itu pengalaman rohani banget.

Perbedaan itu indah kalau kita saling menghargai. Kalau kita nggak suka ngejudge orang "berdosa". Urusan iman itu antara manusia dan Tuhannya. Seperti yang saya bilang. Belum tentu iman kita lebih baik dari iman orang yang kita judge. Semoga kita jadi pribadi yang lebih baik. Semoga kita selalu dilindungi Allah. Semoga kita selalu berada dalam kebaikan dan kebahagiaan. Aamiin.

November 22, 2016

Random Thoughts on Rain

Tuesday, November 22, 2016 0
Random Thoughts on Rain
Raining in Mainz, Germany, Jan 2015
I don't really like rain. How it causes the blue sky turns into grey, making people sad. It often makes people curse on their motorcycle seats, those who forgot to bring their rain coats. I don't like it also when rain ruins my favorite shoes, or my favorite clothes. Making them look and smell so bad. Maybe I've changed, because I used to like it so much. I still remember how happy I was, laughing on the back seat of my grandfather's motorcycle, letting rain fell right on my face. I still remember how I liked to bring out my colorful umbrella when it rained. Running through it while making fun jokes with my childhood friends. How great rain is. It can change your mood out of the blue. It can bring your long gone memories back.

It has been raining these days. And that made me had to wear my rain coat almost every afternoons, and ruined my shoes too while cursing on myself of not having plastic sandals to wear. Even on some days I got wet like twice. I hate the puddles on the parking lot. I hate how cars didn't let motorcycles to go first. Oh please, they weren't even wet! And I hate the fact that the inside part of my helmet also got wet (how come???).

But this afternoon, after all this time, I was happy. I wasn't even disturbed eventhough I made my grandma's skirt all wet. But oh well, I still cursed on myself because of my not-so-comfortable rain coats and that-plastic-sandals thing. I repeat, I was happy, and suddenly everything felt better.

And I realize that no matter what it is, as long as you see it in a positive way, you'll be okay. You'll be fine. Even when you have no shoes to wear because all of them smell so bad. Even when your rain coat has holes and makes water dripping down to your skin. Even when your umbrella is broken and you have nothing to cover your head. Even when your assignments are wet because of the rain. As long as you don't think too much. As long as you're happy. As long as you see things in positive way.

You will be alright.

Love,
Atha :)

p.s. do not hate rain because rain is an awesome phenomenon!!!!!!!! (but northen lights are waaaay cooler, eventhough I haven't seen it :P)

November 7, 2016

Ibu Awet Muda

Monday, November 07, 2016 2
Ibu Awet Muda
Ibu, 32 tahun (17 tahun yang lalu).
 Perempuan tangguh paling cantik di dunia, dan saya beruntung memanggilnya 'Ibu'.

Darinya saya belajar banyak.
Bagaimana caranya ikhlas memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati. Bagaimana bisa sabar menghadapi cobaan demi cobaan yang seharusnya bukan menjadi tanggungjawab beliau.

Entah sudah berapa banyak tetes air mata dan aduan beliau kepada Allah tentang betapa kejamnya dunia mengukir hidupnya. Namun Ibu tidak pernah menampakkan bahwa beliau lelah. Bahwa ia sedih. Ibu selalu kuat dan mengajarkan saya untuk menjadi yang sama. "Anak Ibu harus kuat. Nggak boleh cengeng."

"Anak Ibu harus kuat. Anak Ibu harus bisa berjuang."
Dan dari Ibu saya akhirnya mengerti tentang perjuangan dan pengorbanan, karena perjuangan dan pengorbanan Ibu tidak pernah sekecil itu. Ibu bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Namun semangat Ibu untuk belajar, untuk menjadi lebih baik, dan untuk membahagiakan ibunya tidak pernah sederhana. Ibu merupakan anak pertama di keluarganya yang ngotot kuliah ke luar kota agar dapat pendidikan yang lebih baik, dan Ibu berhasil. Ibu merupakan alumni salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia dan hal tersebut membuat saya iri beberapa tahun lalu. Tapi alhamdulillah, sekarang, saya satu almamater sama Ibu :) Seperti yang sudah saya ceritakan di 'Ngobrol', Ibu bukan merupakan ibu rumah tangga biasa. Ibu malaikat saya. Salah satu hadiah terbaik dari Allah untuk saya.

Sampai saat ini saya tidak pernah bisa paham bagaimana bisa Ibu memiliki hati seluas samudera. Hati yang mampu memaafkan. Hati yang mampu sabar. Hati yang mampu ikhlas.
Mungkin hati Ibu yang cantik tadi menjadi salah satu alasan mengapa hingga saat ini masih banyak orang yang salah menebak umur Ibu. (Ibu, jangan geer kalo baca ini, ya!)
 
Ibu, 48 tahun
(2015)
Ibu, 49 tahun
(Oktober 2016)

Pasti Athaya bercanda, ya?
Kalau mau boleh kok cek KTP Ibu hahaha. Selain mengajari saya beragam hal mengenai hidup, sebagai perempuan, tentu Ibu juga cerewet mengajari cara merawat badan, termasuk wajah. Berikut tips-tips yang ibu ajarkan kepada saya
  1. Asupan yang sehat
    Banyak minum air putih, makan sayur dan buah, kurangi makan junk food.
  2. Buang air besar harus lancar
    Mungkin terdengar menggelikan. Tapi percayalah, metabolisme yang lancar akan berakibat baik juga terhadap kulit.
  3. Tidur yang cukup, kurangi begadang
    Ibu selalu bilang lebih baik tidur cepat dan bangun sebelum subuh dibanding tidur larut malam dan bangun ketika matahari sudah tinggi.
  4. Pakai produk perawatan kecantikan yang aman dan cocok
    Sejak SMA, ibu selalu maskeran dan luluran satu minggu sekali. Tips yang selalu ibu tekankan kepada saya adalah selalu membersihkan muka setelah berpergian, serta harus tidur dalam keadaan muka sudah bersih dari kotoran dan terutama make up.
Tapi Ibu tetaplah perempuan, yang selalu khawatir akan rambut yang perlahan mulai berubah warnanya, garis-garis halus serta titik-titik kecokelatan pada wajah, dan kulit yang semakin mengendur. Oh Ibu, semuanya wajar mengingat usia Ibu.


"Tapi kalau bisa diperlambat penuaannya kenapa enggak, mbak?" kata Ibu.
Akhirnya beberapa waktu yang lalu saat saya sedang browsing sana sini, saya melihat produk baru L'Oreal, yaitu L’Oreal Paris Revitalift Dermalift yang merupakan produk anti-aging yang menurut saya bisa banget dicoba oleh Ibu! Dan juga ibu-ibu di luar sana, karena sepertinya menjanjikan sekali dan L'Oreal bukan merupakan pemain baru dalam pasar kosmetik sehingga tidak perlu diragukan lagi keamanan dan kualitasnya.

Selain asupan yang sehat dan begizi serta perawatan wajah yang tepat, hati yang cantik juga akan sangat membantu memercantik wajahmu, perempuan Indonesia!
Dimanapun kalian berada, jangan sia-siakan #UsiaCantik untuk bersedih meratapi tanda-tanda penuaan, karena tua itu pasti, tapi penuaan belum tentu cepat terjadi. Tetaplah cantik, perempuan-perempuan cantik

Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.

November 6, 2016

WHAT TO DO: Ketika Dompet Hilang

Sunday, November 06, 2016 0
WHAT TO DO: Ketika Dompet Hilang
Kehilangan dompet merupakan sebuah peristiwa yang tidak diinginkan oleh siapapun. Bukan masalah uang tunai yang ada di dalamnya. Tapi kartu-kartu dan surat pentingnya itu, loh. Juga isi berharga yang lain. Teman saya, Sara berkata "It's never about the money. It's about the memories. The nicest pictures you kept in there, the coins from the other part of the world from your friends, or the wallet itself." 

Saya pernah kehilangan dompet satu kali, hampir dua kali jika yang baru-baru ini dihitung kehilangan (re: ninggalin dompet di perpustakaan kampus hari Jumat dan nggak sadar. Paniknya sampai hari Senin. Alhamdulillah disimpan ibu perpus).
Jujur saya sedikit trauma akan hal ini.
Saya kecopetan di luar negeri sewaktu lagi ikut exchange. Gimana rasanya waktu itu? Gemeter, takut, sedih, marah, dan panik campur aduk. Alhamdulillah paspor saya aman jadi seenggaknya masih bisa pulang ke Indonesia dan ambil duit kiriman di western union.

Di section what to do kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya mengenai apa-apa saja yang perlu dilakukan kalau kalian kehilangan dompet, ya. (Semoga tidak pernah terjadi ke kalian.)

1. Telepon KBRI (kalau hilangnya di luar negeri)
Sumpah, KBRI itu baik banget. Saya ditemenin ke kantor polisi, dibantu menerjemahkan surat polisi ke bahasa Indonesia, sampai diantar ke tempat kerja. Pokoknya, kalau ada apa-apa di luar negeri, hal pertama yang perlu kalian lakukan adalah telepon KBRI. (Tambahan juga, kalau ke luar negeri dan stay dalam waktu yang agak lama, ada baiknya lapor diri ke KBRI. Jadi mereka tahu kalau kalian ada di negara tersebut :))

2. Lapor ke Kantor Polisi
Lapor ke kantor polisi adalah sangat penting karena kalian akan dapat surat keterangan kehilangan yang akan berguna untuk mengurus dokumen yang hilang. Biasanya mereka akan tanya dimana dan kapan kira-kira dompet tersebut hilang dan berkata akan menghubungi kalian kalau dompetnya ditemukan oleh mereka. Tapi, kayaknya itu hanya formalitas. Kecuali kalian orang penting atau anaknya orang penting. Atau kalo ada yang nemu dompet dan lapor ke kantor polisi. Intinya, fungsi dari lapor ke kantor polisi adalah untuk dapat surat keterangan kehilangan.
Kalau surat keterangan kehilangannya dalam bahasa asing, KBRI akan membantu menerjemahkannya.

3. Urus Dokumen yang Hilang
Ini bagian yang paling tidak menyenangkan. Urusan birokrasi memang tidak pernah tidak sederhana. Hilangnya dompet saya kala itu berarti juga hilangnya kartu ATM, KTP, SIM, KTM, dan yang paling parah, STNK motor (juga kartu-kartu member dan kartu alumni serta kartu pelajar SMP-SMA :(( ). Berikut bagaimana saya mengurus dokumen yang hilang tersebut.
  • kartu ATM
    Kalian ke bank dan bawa buku tabungan, kartu identitas (kemarin saya bawa paspor karena kartu identitas saya cuma itu), serta surat polisi yang asli dan fotokopiannya. Nanti ke customer service dan ikuti saja prosedur dari bank tersebut. Surat polisi yang asli nanti dibawa pulang lagi. Hanya mengecek sama atau tidak dengan yang fotokopi.
  • KTM
    Mungkin urus KTM yang hilang di tiap-tiap universitas berbeda-beda. Namun, di universitas saya begini. Transfer ke rekening direktorat akademik sebesar 20.000 kalau tidak salah (saya lupa). Setelah itu bawa bukti transfer, pas photo, surat polisi yang asli dan fotokopi ke direktorat akademik dan isi formulir permohonan kalau tidak salah. Setelah itu tunggu beberapa hari, dan KTM yang baru bisa diambil.
  • KTP
    Urus KTP itu ke pak RT dengan membawa KK dan surat polisi, kayaknya. Saya lupa soalnya ibu yang membantu mengurus.
  • SIM
    Setelah KTP jadi, baru bisa bikim SIM. Prosedurnya sama saja seperti bikin SIM baru.
  • STNK
    Mengurus STNK adalah yang paling ribet menurut saya. Setelah dapat surat keterangan hilang, bawa BPKB dan KTP asli yang namanya tertera di BPKB. Nanti akan dilakukan cek fisik kendaraan oleh pihak kepolisian (nomor rangka & nomor mesin), lalu kalian akan disuruh bikin iklan di media cetak, dan isi formulir permohonan kalo tidak salah. Setelah itu akan diproses sampai STNK yang baru keluar. Pokoknya ikuti saja prosedurnya, pasti dibimbing dan dijelasin sama pihak kepolisian kok.
Kurang lebih seperti itu cara mengurus surat-surat berharga yang hilang. Prosesnya lumayan ribet, kecuali ATM kali ya yang bisa satu hari jadi. Semoga kalian nggak perlu mengalami seperti saya ya.
Sampai sekarang saya masih suka sedih kalau ingat di dalam dompet tersebut ada foto almarhumah Oma, foto-foto hasil photobox jaman SMA, foto saya dan adik jaman kecil sama bapak, simcard Jerman, kartu perserta UN SMA, juga koin-koin dari New Zealand dan Chile dari teman-teman saya :"( 

Hati-hati ya dimanapun kalian berada. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
 
KBRI paling baik<3


Love,
Atha

October 30, 2016

She is Too Afraid

Sunday, October 30, 2016
She is Too Afraid
She is too afraid to shout her thoughts out.
too afraid of crowded places.
of strange faces.
She is just too afraid.

She is too afraid to talk about her deepest secrets.
too afraid of dark.
of empty boxes which are fulled of dust.
She is just too afraid.

People says big girls don't cry.
but girls are human too.
each is given a pair of Tränendrüse.
each needs to put her head down to the ground.
34 times a day.

October 9, 2016

Ngobrol

Sunday, October 09, 2016 0
Ngobrol

Saya suka sekali ngobrol. Bertukar pikiran, pendapat, dan sudut pandang akan penyelesaian suatu masalah, atau setidaknya opini mengenai sebuah fenomena. Jarang sekali bisa saya temukan teman ngobrol yang asik dan tahu banyak. Mungkin kebanyakan memang sukanya ngobrolin tentang gosip atau make up. It’s fun sometimes, but it gets me boring easily.

Ngobrol disini maksud saya adalah beneran ngobrol. Tentang berita yang lagi hits, perang dunia, ideologi, atau fenomena-fenomena ajaib khas Indonesia. Dan sampai sekarang teman ngobrol yang paling asik untuk saya adalah Ibu. Sama Ibu saya bisa ngobrolin banyak hal mulai dari politik, fenomena nikah muda, agama, sampai kebijakan pemerintah. Dua jam di telepon pun tidak terasa lama kalau ngobrol sama Ibu. 

Mungkin Ibu saya hanya ibu rumah tangga. Tapi pengetahuan dan pandangan beliau tentang dunia nggak sesederhana itu. Coba, ibu rumah tangga mana yang khatam novel Harry Potter 1-7, Twilight Saga, Sherlock Holmes, dan novel-novel Agatha Christie. Bahkan dongengku sebelum tidur sewaktu kecil adalah seri novel Lima Sekawan nya Enid Blyton. Film favorit Ibu adalah semua seri James Bond dan Mission Impossible... hahaha I lose at this point. Pengetahuan umum Ibu tentang dunia jauh lebih luas daripada saya. Ibu tahu kota-kota apa yang memiliki sejarah apa, ibukota-ibukota negara, sampai makanan khas dan tujuan wisata di negara-negara yang jarang kita tahu. Tapi Ibu ya tetap Ibu-Ibu. Sekarang lagi hobi sekali nonton sinetron Turki. Semoga beneran bisa keliling Turki one day ya, Mom.

Balik lagi ke topik. Kenapa, sih ngobrol itu penting. Dari ngobrol kita bisa tahu seperti apa seseorang itu, dan sepinter apa dia. Pintar tidak selalu tentang hal-hal kognitif yang hanya berorientasi pada akademik tapi social skill dan pengetahuan umumnya nol besar. Bukan. I’m not into those kind of people. Beberapa teman saya tanya, “Atha suka cowo yang kayak apa?” dan akan selalu saya jawab “Yang lebih pintar dari Atha.” Dari jawaban itu teman-teman saya selalu menatap saya aneh dan selalu bilang  So you like nerds who wear thick glasses and socially inactive and all they do is studying by themselves?”  Nggak. Orang-orang pintar menurut kamus saya adalah mereka yang pintar secara sosial, dalam artian akhlaknya bagus dan tahu bagaimana cara memerlakukan orang lain. Selain itu, mereka juga memiliki pengetahuan umum yang luas serta cara pandang yang cerdas, jadi asik sekali kalau jadi teman ngobrol dan diskusi. And they can teach me something I don’t know. Udah deh kalau sudah ketemu yang begitu saya langsung nge-fans.

Seperti yang kita tahu dari jaman sekolah dasar dahulu. Manusia adalah makhluk sosial, dan selalu butuh kegiatan sosial. Hal yang paling mendasar untuk bisa mengawali hubungan sosial ini ya ngobrol tadi. Sehingga sebenarnya ngobrol adalah salah satu kebutuhan dasar yang mau nggak mau harus kita penuhi. Entah hanya ngomongin kejelekan orang, atau diskusi tentang harga minyak bumi. Tinggal kita saja yang memilih, mau terus menerus ngobrolin hal nggak penting semacam kejelekan orang atau menambah ilmu baru dengan ngobrol yang melibatkan sudut pandang- sudut pandang baru.

Jadi, ngobrol yuk?