Ditatapnya kedua bola mata cerah perempuan
itu. Hatinya tak henti mengucap syukur, Tuhan berikan ia sebagai teman
hidupnya. “Kenapa kau mau menerimaku?”, ia masih heran. “Tuhan kirimkan kau
untuk kucintai, dan mencintaiku.”
Dapur di rumah mereka menguarkan
harum-haruman yang membuat lelaki itu hanya ingin makan di rumah. “Uda mau
makan apa?” diucapkan dengan suara paling lembut sedunia. Tuhan, inikah surga?
Orang-orang melihat betapa...